Semarang?
Sudah hampir 10 bulan saya tinggal di Semarang. Sudah cukup lama. Seharusnya sudah cukup untuk membuat saya merasa betah. Ya, saya betah. Sangat betah. Apalagi ini tanah kelahiran saya. Apalagi s\ini tanah tempat keluarga saya berkumpul. Apalagi ini (pernah) merupakan tempat liburan favoritku. Aku mencintai tanah Semarang. Tapi tidak, aku belum ingin menjadi bagian dari tanah Semarang. Aku belum ingin mengalir dalam nadinya, aku belum inigni menyelaraskan denyutku dengan denyutnya, aku belum ingin tenggelam di dalamnya. But, a house is not a home. And Semarang is not a home, definitely not yet. Waktu pertama kali Bapak saya mengatakan kami akan pindah ke Seamrang, semuanya baik-baik aja. Saya ngga maslaah Bapak saya pensiun dini. Saya ngga masalah kami hanya hidup dari uang pensiun dan hasil warung. Saya ngga masalah kami pindah ke Semarang. Itu semua asyik kok, petualangan hidup. Lalu, saya ngga diterima di UGM. Keceriaan saya goyah. Lalu, sekolah usai. Liburan panjang