Surat 1

Kepada
Esha Etlin Saratoga, S.Kel

Hai, Esha.
Ketika kamu baca surat ini, kamu sudah akan berada jauh dari sini. Yah walaupun tidak sejauh itu sebenarnya. Kita masih menginjak tanah yang sama, berada dalam zona waktu yang sama, dan (mungkin) bisa memandang langit yang sama (halah). Intinya kamu dan aku sekarang sudah tidak satu kota lagi. Mungkin kamu akan sering berkunjung ke sini, atau aku mungkin bisa mengunjungimu di sana, tapi itu semua baru mungkin. Mungkin iya, mungkin tidak, kita tidak pernah tahu, Esha :)
Jadi beserta surat ini aku mau menyampaikan terima kasih kepada kamu. You have no idea how much I thank you :)
Terima kasih satu, karena dulu kamu (beserta Theo dan Begeng) mau menghibur aku yang lagi cranky berat gegara datang bulan dan kita harus keliling-keliling ke kantor UKK seharian. Seharian aku yang lemah-letih-lesu kalian ajak ngomoooong terus, dari aku cemberut sampai bisa ketawa lepas, karena kalian. Kalian kece! Aku tahu gimana ngeselinnya aku kalau lagi begitu...tapi kalian sabar, padahal kalian belum kenal baik sama aku. Aku berterima kasih banyak untuk itu :')
Terima kasih dua, karena setelah itu kamu (dan keluarga kecil kita, istilahmu) selalu ada. Selalu. Ada. Tahun pertama yang kita lalui dengan jungkir balik laporan dan rasa kangen rumah (iya rumahku di Semarang tapi kan.....dulu di Tangerang hehe). Tahun kedua yang kita lalui dengan...umm...masih laporan sepertinya, plus organisasi. Tahun ketiga yang kita lalui dengan jungkir balik organisasi (dan jungkir balik pacaran kalau aku -_-). Terus tahun keempat yang kita lalui dengan makin jarang kuliah...dan kamu lulus duluan. Empat tahun yang singkat...habis sudah. Tapi kamu selalu ada :')
Terima kasih tiga, karena selama empat tahun singkat yang sudah habis itu, kamu salah satu yang paling asik diajak diskusi. Terima kasih karena bisa diajak ngomong soal apaaaa aja. Dari curhat seneng sampai curhat nangis bombay. Dari ngeluh sampai nggak tahu apa lagi yang mau dikeluhin. Dari ngomel sampe ngamuk. Dari diskusi nggak jelas sampai diskusi masa depan. Dari bermimpi bersama...sampai mimpi yang mulai terwujud sedikit demi sedikit. Terima kasih sudah mau berbagi, sudah mau dibagi (walaupun aku cerewet luar biasa).
Terima kasih empat, untuk tegaanmu sama aku. Komentarmu yang akhirnya bikin aku berani mencoba untuk move on dan tega sama diriku sendiri (dan mas mantan), berhasil menghasilkan aku yang sudah baik-baik saja saat ini. Juga soal kamu nggak bosen ngingetin aku soal skripsiku. Berkat omelanmu yang panjang lebar ditambah ancaman mengerikan (yang kamu lakukan sungguhan ternyata), akhirnya beneran kukerjain skripsiku. Dan ajaibnya hanya dalam waktu singkat sebagian besar selesai (yang kurang tanda tangan pembimbing ~~~\o/). Aku nggak tahu trikmu apa...yang jelas cuma omonganmu yang bisa buat aku gerak. Bahkan ngamuknya Bapakku nggak buat aku bergerak, sadly.
Terima kasih lima, untuk menganggap orangtuaku sebagai orangtua di sini. Mereka nggak sempurna, tapi dapat hormat dari anak muda sekeren kamu bikin aku bangga. Tolong dimaafin ya sekiranya beliau berdua ada salah sama kamu. Kamu dapat salam dari Mama dan Bapak, semoga sukses katanya.
Nah. Aku tulis lima terima kasih, untuk masing-masing garis besar rasa terima kasih aku ke kamu. Kalikan masing-masing terima kasih itu dengan jumlah helai rambutku, lalu kalikan hasilnya dengan jumlah helai rambut alismu, lalu jumlahkan. Itu finite (apa bahasa Indonesia-nya ya?), tapi itu banyakkkkkkkkkk sekali. Terima kasih banyak :)
Empat tahun masa yang pendek, Sha, hanya 1/5 hidup yang sudah kita lalui, dan kalau kita masih dikasih umur oleh Gusti Allah, penyebutnya akan semakin besar dan semakin besar, dan semakin terasa pendek dan tidak berarti empat tahun itu. Tapi selama empat tahun, aku yakin kalau aku banyakkkkk banget bikin salah sama kamu. Aku sering ngerepotin mendadak, sering seenaknya numpang tidur, sering nggak nepatin janji, sering marah-marah, sering kesel nggak jelas sama kamu, yah mungkin sering nyakitin kamu yang lain lah. Aku minta maafffff banget untuk semuanya ya Sha. Maaf. Maaf. Maaf. Maaf. Tolong kalau kamu nanti suatu saat meninggal, jangan menyimpan dendam sama aku, aku takut digentayangin >_<
Sekarang kamu, Sha, ada di babak baru kehidupan. Di mana jalurnya kamu sendiri yang menentukan dengan tujuan akhir yang juga kamu tentukan sendiri, beda dengan ketika kuliah. Semoga kamu kelak, selalu ditunjukkan jalan yang benar, supaya kamu bisa mencapai kesuksesanmu sendiri. Ingat selalu, sukses bukan hanya untuk kamu tapi juga untuk orangtuamu, dan di kala memungkinkan, untuk negaramu :) Jaga integritas, jaga kualitas Esha yang aku kenal selama ini. Santunlah dalam kehidupan, jaga diri selalu dalam hukum Tuhan dan hukum negara. Aku percaya Esha yang sukses di masa muda, akan sukses di masa dewasanya. Dan ingat bahwa selalu ada ruang untuk kamu Sha di sini, selalu ada telinga yang siap mendengar, dan jempol yang siap diajak chatting, kalau-kalau kamu merasa capek.
Jangan hilang ya Sha. Aku mau kita semua, dua, tiga, sepuluh tahun ke depan, masih bisa ada untuk berbagi satu sama lain walaupun tidak seintens sekarang. Aku pingin kita bisa cerita soal sukses masing-masing, di mana pun kita ada, kita bisa saling tolong kalau yang lain kesulitan, dan bisa saling ngenalin diri ke anak dan pasangan hidup kita nanti. Aku akan bilang, "ini Om Esha. Salah satu orang paling keren semasa Ibu kuliah, kadang ngerepotin Ibu, tapi banyakan nolongin Ibu.".'
Hmm...apa lagi ya... Rasanya sudah semua deh hmmm. Aku masih utang nraktir kamu makan siang enak, buruan pulang ke Semarang, nanti kupenuhin janjiku itu, tapi kalau aku mati duluan tolong diikhlasin yak. Terus ada hal yang aku mau tanyain ke kamu, dan aku pinginnya sih kamu jawab sejelas-jelasnya HAHA, tapi nanti deh, nggak di sini. Terus...hmm...aku tunggu di wisudaku ya. Beliin bunga. Maunya rainbow roses, terserah gimana caranya, terserah mau seperti apa, pokoknya mawarnya warna-warni. Dari origami juga boleh hehe.
Ini buat bonus, ada foto kita berdua. Tolong sampaikan maaf ke Naning karena masukkin foto begini HEHE.

= DISCLAIMER: the kiss NEVER happened =

I love you to the depth of Mariana Trench to the top of Mount K2 and back  to Semarang, Eshayang.

Aida 












** CATATAN PENULIS **
Surat ini termasuk dalam seri surat-untuk-sahabat. Penomoran hanya menunjukkan urutan surat dan bukan urutan pentingnya penerima. 

Comments

  1. aku terima maaf nya ya mba ai. Walopun gatau maaf buat apa :')
    terharu ternyata esha sebaik itu. sepedas apapun omongannya tapi itu nikmat bagi yg suka 'pedas'. Namanya juga bon cabe :p
    i love you both. i love your relation

    ReplyDelete
  2. Hahahaha siap 86! 😄😄

    ReplyDelete
  3. Nggak bosen nih baca suratnya, kalo udah suka jadi nyaman :)

    ReplyDelete
  4. Aidaaaa makasih suratnya!! 😅

    ReplyDelete
  5. Great and that i have a keen proposal: What To Expect When Renovating A House remodeling old homes

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Beasiswa LPDP #5 - Persiapan Keberangkatan (PK)

Beasiswa LPDP #4 - Pra PK

Terima Kasih Tuhan