Refrain - Resensi SUPER Subjektif

Waktu SMA aku sekelas sama seorang cewek bernama Riel. Dia ini jago bahasa inggris dan mencintai bahasa inggris, seperti aku. Maka ketika ada ulangan bahasa inggris, kami pun bertaruh. Siapa yang mendapatkan nilai yang lebih tinggi harus memberikan hadiah kepada yang lain. Well, aku menang. Riel anak yang baik dan menyenangkan, dia memenuhi janjinya tanpa merasa terbeban. Katanya, sekalian kenang-kenangan sebelum Aii pindah. Dia tau aku suka sekali membaca. Dan dia pun tau aku suka sekali cover buku Refrain. Tak lama, aku memiliki buku Refrain...dari Riel.

Di cover depan buku itu tertempel sebuah amplop biru, amplop sungguhan yang bertuliskan judul buku "Refrain, Saat Cinta Selalu Pulang" dan berisikan sebuah surat pendek : "It's always been you...". Sebuah cover yang menyenangkan untuk orang yang menyukai detil remeh sepertiku.
Di cover belakang buku itu tertulis dalam tinta biru : "Tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini, yang ada hanya orang-orang yang berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankannya." Buat aku pribadi, kalimat itu merupakan kebenaran umum yang bersifat personal. Terus dalam tinta hitam, ada lanjutan yang cukup panjang : "Ini bisa jadi sebuah kisah cinta biasa. Tentang sahabat dari kecil, yang kemudian jatuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Sayangnya, di setiap cerita harus ada yang terluka. Ini barangkali hanya sebuah kisah cinta sederhana, tentang tiga sahabat yang merasa saling memiliki meskipun diam-diam saling melukai. Ini kisah tentang harapan yang hampir hilang. Sebuah kisah tentang cinta yang nyaris sempurna, kecuali rasa sakit karena persahabatan itu sendiri." Itu sebuah...promosi yang terselubung hahaha. Seolah-olah mengecilkan novel itu, tapi sebenarnya mau pamer. Tapi ngga apa aa, aku tetap suka...
Isi novelnya...cocok untuk orang yang menghargai romantisme persahabatan sepertiku. Cocok untuk orang yang mencintai masa SMA yang kekanak-kanakan sepertiku. Cocok untuk orang yang romantis sepertiku. Cocok untuk orang yang menyukai hiperbolisme sepertiku. Cocok untuk orang yang menyukai cerita yang sederhana. Cocok untukku lah singkatnya HA HA. Ceritanya, seperti yang dikatakan di cover belakangnya, sederhana dan sebenarnya, klise. Tapi aku mencintai cara penulisnya menulis novel ini...sangat personal, terbuka, dan agak berbeda. Penulisnya, Winna Efendi, menceritakan novel ini dari berbagai sudut pandang tokoh, bukan hanya dari sudut pandang tokoh utama. Jadi pembaca tau semua yang terjadi, maksudnya, ngga ada kejutan 'wah ternyata si ini mikir begini tentang si anu' karena semuanya diceritakan. Mungkin terkesan membosankan, tapi buatku kok ngga membosankan ya, malah seperti dicurhatin masing-masing tokoh. Terus deskrippsi tokohnya detil banget, jadi bisa dengan jelas membayangkan wujud tokoh-tokohnya. Aku juga suka itu, jadi ngga perlu repot berimajinasi tokohnya kaya apa wujudnya hahaha.
Ngga tau kenapa, menurutku novel ini menghangatkan hati. Ceritanya sederhana, klise, terkesan mengada-ada, tapi intrik yang terjadi sangat mungkin terjadi. Nata dan Niki, sepasang sahabat yang saling mencintai, yang satu menyadari sepenuhnya dan yang satu sama sekali tidak sadar saking seringnya mereka ketemu, bisa terjadi sama siapapun. Annalise yang biasa diperhatikan dengan tidak tulus menjadi sangat menyayangi orang-orang pertama yang mencitai dan memperhatikannyanya dengan tulus, juga sangat masuk akal untuk terjadi. Helena dan Oliver yang keras di bagian luar tapi rapuh di bagian dalam, juga bisa dialami siapa saja. Semuanya nyata, untuk anak SMA. Pokoknya aku jatuh cinta sama novel ini, sejak pertama kali aku baca beberapa bulan lalu (tepatnya pada bulan April) sampe sekarang aku sudah baca berkali-kali, dan tetap merasa hangat setelah baca dan tetap ingin baca lagi. Biarpun aku norak, biarpun aku lebai, biarlah...


P.S. Kalau mau tau penulisnya, buka Winna Efendi ya :)

Comments

Popular posts from this blog

Beasiswa LPDP #5 - Persiapan Keberangkatan (PK)

Terima Kasih Tuhan

Surat 1