Hello

Well, hello!


Apalagi sih yang mau dikatakan sesorang di awal perjumpaannya kalau bukan "hello" atau "hai", atau mungkin "eh". Apapun itu, yang jelas ini adalah awal perjumpaan kita, saya, yang akan menulis surat-surat cinta yang sama sekali tidak akan terdengar (eh terbaca) puitis; dan kalian para Tukang Pos Cita, yang akan berpikir 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, ... n kali sebelum mengirimkan surat-surat cinta saya. HELLO!


Suar ini, saya tujukan untuk kalian, para Tukang Pos Cinta yang jagoan menurut saya. Sebenarnya surat ini sudah jadi berhari-hari yang lalu tapiiii karena satu dan lain hal, akhirnya saya baru bisa memposting surat ini sekarang. Bolos seminggu deh ngirim surat cintanya :'(

Sebenarnya ya Kakak Tukang Pos, saya engga begitu suka nulis. Saya sukanya baca...apaaa aja saya baca, sejak kecil. Orang tua saya sempat melarang saya menyentuh novel anak-anak koleksi saya saking seringnya saya menghabiskan waktu bersama mereka. Hasil dari hobi itu, kadang-kadang saya jadi suka nulis. Kadang-kadang tapi... Dan lebih sering tulisan saya nggak selesai, entah setelah si tokoh dalam tulisan itu mulai kena masalah, atau setelah masalahnya si tokoh terselesaikan, atau kalau dalam kasus penulisan buku harian saya ketika saya tertidur di kasur. Yang manapun, saya tidak pernah bisa disebut penulis, secembre apapun itu. Mentok-mentok nulis ucapan selamat ulang tahun yang akhirnya jadi panjang kaya surat.

Kebiasaan baca saya terbawa ke twitter. Saya follow orang-orang yang punya bakat dan hobi nulis, entah puisi, atau fiksimini, atau apapun. Salah satu yang saya follow adalah Eka Otto. Pada suatu hari saya tertarik buka link yang di-tweet oleh Mbak Eka Otto dan menemukan blog #30HariMenulisSuratCinta. Saya tertarik, dan ternyata kebeneran Mbak Eka Otto itu Tukang Pos saya. Keren kan Kakak Tukang Pos kebetulan itu hehehe. Setelah beberapa hari bertahan jadi penikmat surat-surat cinta itu, akhirnya saya memutuskan untuk ikut mengirim surat juga.

Tanggal 8 Februari 2011, saya menulis surat cinta pertama saya. Judulnya Laporan Perasaan. Mungkin Kakak Tukang Pos, terutama Mbak Eka Otto masih ingat surat pertama saya yang formatnya benar-benar seperti laporan. Surat itu saya tujukan untuk sahabat saya, Dimas Sulista Putra. Saya ingat sampai buka-buka Kamus Besar Bahasa Indonesia segala untuk mencari definisi. Dan ajaibnya, surat ini selesai yeeyyyyy. Ternyata menulis sesuatu sampaiselesai itu...menyenangkan.

Dengan alasan itu saya mau berterima kasih pada @PosCinta dan para Kakak Tukang Pos Cinta, terutama pada Mbak Eka Otto. Saya berterima kasih untuk kesempatan yang diberikan pada kami semua untuk menulis, saya yakin banyak dari kami yang punya perasaan serupa pada kalian. Terima kasih untuk dedikasinya yang penuh cinta bagi cinta. Saya yakin kalian punya segudang kesibukan di luar sana, tapi kalian masih mau menyediakan waktu untuk membaca mention dari para penulis surat cinta, membuka blog masing-masing, membaca surat itu, kemudian menyajikannya dalam blog atau mengirimkannya pada si penerima surat cinta. Luar biasa banget apa yang sudah kalian lakukan. Saya sendiri enggak yakin saya bisa mempunyai dedikasi seperti kalian.

Terima kasih...


Salam hangat dari penulis yang kagum.
Id




Mr.A-Z's words for you:
     If I was all the colors I would paint you pretty in gold in a picture.
     - 0% Interest, Jason Mraz

Comments

Popular posts from this blog

Beasiswa LPDP #5 - Persiapan Keberangkatan (PK)

Terima Kasih Tuhan

Surat 1