Beasiswa LPDP #2 - Essay

Hai.

Ini adalah postingan kedua mengenai beasiswa LPDP. Dalam postingan ini saya akan membahas mengenai ketiga essay yang menjadi syarat dalam seleksi administrasi. Ketiga essay tersebut adalah Rencana Studi, Sukses Terbesar dalam Hidupku, dan Kontribusiku Bagi Indonesia. Yang di poin-poin adalah keterangan resmi yang bersumber dari Buku Panduan Pendaftaran Beasiswa LPDP. Sementara itu, yang di bawahnya adalah keterangan dari saya sendiri berdasarkan apa yang saya lakukan.

Rencana Studi

  • 500-700 kata
  • Deskripsikan rencana perkuliahan dan sks per-semester yang akan ditempuh hingga selesai studi
  • Deskripsikan topik apa yang akan ditulis dalam tesis 
  • Deskripsikan aktivitas di luar perkuliahan yang akan dilakukan selama studi
Essay ini adalah essay yang sungguh-sungguh deskriptif. Saya memulai essay saya dengan latar belakang singkat mengapa saya memilih program studi tujuan saya, dikaitkan dengan latar belakang S1 saya. Di paragraf kedua dan ketiga, saya menjelaskan semua mata kuliah yang harus diambil di semester satu dan dua. Di paragraf keempat, saya menjelaskan apa yang harus saya kerjakan di semester tiga (ujian) dan menjelaskan sekilas tesis saya kira-kira mengenai apa. Lalu di paragraf terakhir, saya menyebutkan kegiatan di luar kuliah...yaitu ikut klub Indonesia (karena saya mendaftar program di luar negeri). Sudah. Segitu aja. Tapi menurut seorang sahabat saya....
"Menurut pendapat aku penjabaran kamu disini sudah terlalu detail. Bukankah lebih baik rencana studi yg kamu jabarkan seputar :
- Apa yg akan kamu ambil ?
- Mengapa kamu memilih itu?
- Kenapa memilih negara itu?
- Kenapa kamu bisa tau univ itu?
- Korelasi dengan studi kamu s1?
Karena pada saat wawancara dr pengalaman aku, mereka lebih bertanya mengenai korelasi antara s1 dan s2 yg kita jalani."
Kami berdua sama-sama lolos. Jadi ya silakan memilih tipologi essay yang mana hahaha.


Sukses Terbesar dalam Hidupku
  • 500-700 kata
  • Deskripsikan sukses terbesar dalam hidup Anda
Essay ini menurut saya agak menjebak. Kita dituntut untuk 'memamerkan' kelebihan kita, tapi saya rasa, jika kita terlalu membanggakan diri, juga akan salah. Jadi hati-hati. Yang saya lakukan dalam essay saya adalah menitikberatkan pada 'kenapa sih saya menghitung hal ini sebagai sukses?'. Contohnya gini. Saya itu tidak bisa menggambar. Buat saya, bisa menggambar adenium sampai membuat guru tidak percaya itu saya sendiri yang menggambar, adalah sukses terbesar selama karir saya di semester itu. Kenapa? Karena saya bisa mengalahkan diri saya sendiri. That's it. Buat saya, dapat ranking 1 di kelas selama 6 semester berturut-turut di SMP itu biasa aja. Kenapa? Wes kulino, nggak perlu usaha keras untuk mencapai itu. Jadi coba lihat. Sukses apa sih yang sukses untuk kamu sendiri?

Kontribusiku Bagi Indonesia : kontribusi yang telah, sedamg, dan akan saya lakukan untuk masyarakat/lembaga/instansi/profesi komunitas saya
  • 500-700 kata
  • Deskripsikan diri Anda
  • Deskripsikan kontribusi yang telah, sedang, dan akan Anda lakukan untuk masyarakat/lembaga/instansi/profesi dan komunitas
  • Deskripsikan mimpi Anda tentang Indonesia masa depan
  • Deskripsikan peran apa yang akan Anda lakukan
  • Deskripsikan cara Anda mewujudkan mimpi tersebut
Menurut saya essay ini adalah essay yang paling mudah untuk ditulis. Mengapa? Karena sudah ada outline-nya, kita tinggal memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Namun kesulitannya adalah...kontribusi apa sih yang sudah saya berikan? Ketika mendengar kata kontribusi, yang terbayang pasti hal-hal besar...seperti Einstein yang berkontribusi membuat teori relativitas atau seperti Ibu Susi Pudjiastuti yang berkontribusi membuat Susi Air untuk menjangkau daerah yang sebelumnya sulit terjangkau. Eit. Tunggu dulu. Saya rasa bukan itu yang dimaksud oleh LPDP ketika meminta kita menulis kontribusi. Saya rasa, kontribusi bisa terjadi melalui hal-hal kecil. Tapi itu menurut saya, bisa saja salah hhehehehe. Yang jelas, kontribusi-kontribusi kecil saya yang sudah mengantar saya lolos seleksi administrasi. Seperti...menjelaskan kepada keluarga saya bahwa telur ikan nggak boleh dimakan...seperti menjelaskan kepada teman saya yang Tionghoa bahwa hiu nggak boleh dimakan...seperti menjelaskan pada anak SD di Karimunjawa bahwa karang harus dilindungi demi masa depan mereka. Kecil. Dampaknya juga entah. Tapi itu kontribusi yang sungguh-sungguh sudah saya lakukan. Ya kan?


Berdasarkan pengalaman blog walking  dan menulis essay-essay ini, berikut tips secara umum menurut saya (yang belum tentu benar semua tapi pasti ada yang benar):
  • Jujur, jangan melebih-lebihkan, jangan mengurang-ngurangi, jujur aja
  • Tulis sendiri essay-mu
  • Minta orang lain baca dan menilai essay-mu, terutama orang yang mengenal kamu dengan baik dan nggak takut nyela kamu (seperti sahabat saya tadi wakakaka)
  • Cek ejaan dan ketikan, ini penting sekali
  • Gunakan bahasa formal tapi tidak kaku
  • Kuasai seluruh isi essay, nanti akan ditanyakan random pada saat wawancara, kalau tidak sinkron antara jawaban kita dengan essay-nya, ketauan dehhh
  • Perhatikan jumlah kata, jangan kurang dari 500, jangan lebih dari 700
  • Batasi penggunaan kata 'saya', hindari essay yang aku-sentris
  • Buatlah essay dengan struktur yang 'baik', ada pembukaan, isi, penutup
  • Sekali lagi: JUJUR dan TULIS SENDIRI
  • Sambil menulis sambil berdoa!
Nah, segini aja ya. Saya sengaja memang nggak mencantumkan essay-essay saya, nanti terlalu inspiratif dan membuat kalian jiper mau menulis essay lain malah kacau kan HAHAHAHA. Kalau sekiranya ada yang mau minta essay saya boleh, dengan syarat dan ketentuan tertentu...hubungi via email di 



Oke? Goodluck!

Comments

Popular posts from this blog

Beasiswa LPDP #5 - Persiapan Keberangkatan (PK)

Terima Kasih Tuhan

Surat 1